Indonesia Kata nya dan Kata ku
Merebaknya keterpurukan Indonesia dalam segala aspek, tentu
seharusnya membuat para penghuni di dalamnya malu, dan merasa resah. Indonesiaku, katanya negeri para bedebah,
koruptor menjadi teladan dengan banyak pengikutnya, tidak ada kata jera bagi
pelaku dan generasinya. Indonesiaku, katanya negeri para teroris, agama
dikotak-kotakkan begitu simetris, sedangkan toleransi miris, ditanggalkan.
Indonesiaku, katanya negeri tak bermoral, bagaimana mungkin seorang anak
membunuh orang tuanya, atau sebaliknya. Ada pula urusan cinta, berbuah duka
atas pembunuhan berencana yang dilakukan pemuda-pemudi yang seharusnya simbol
generasi pengharum bangsa, nyatanya ? Juga yang muda yang miskin empati, baru-baru ini terkuak dan
diperbincangkan dalam sebuah media sosial.
Indonesiaku katanya negeri miskin,
yang miskin dilarang sakit, Kesehatan menjadi nilai mahal bagi mereka. Yang miskin
juga dilarang sekolah. Segala fasilitas yang menjadi hak mereka, justru
dipersulit.
Indonesiaku dengan segala katanya yang sering aku
dengar di media ternyata memang fakta dan benar adanya. Ya, Media, sarana
publikasi dan informasi, kurasa mereka sebagai pijar yang seharusnya lebih
manusiawi dalam mengekspose. Karena, ada
jutaan pasang mata yang akan melihat, ada jutaan telinga yang akan menyerap,
dan ada jutaan pula yang akan berasumsi, lalu mereka terpuruk dalam neuron
sensori atas informasi media yang secara tidak langsung bersikap persuasi untuk
diikuti.
Dimana Indonesiaku, negeri Zamrud Khatulistiwa? Tidak
ada sorotan media kah? Dimana para cerdas cendikia yang berasal dari pelosok,
lalu muncul bersinar memukau di mata dunia. Katanya mereka tidak dihargai di
Indonesia, mereka hijrah, pergi ke negeri yang menghargai kecerdasan. Dimana,
kekayaan alam Indonesiaku, Tambang emas, timah,dan kekayaan hutan ?
Katanya, banyak manusia-manusia astral di Indonesia yang berhasil meraupnya, menghabiskannya
dan tak ingat anak cucu mereka.
Dibalik hingar bingar katanya tentang Indonesia, aku
tetap mencintai negeriku, mencintainya dengan segala hormat, tanpa perlu aksara
nyata, Karena aku mencintai Indonesia disini, dengan asa dalam dada. Inilah
caraku mencintai Indonesia, Indonesia menurutku.
Kampus ini, Mengajarkanku Cara
Berempati
![]() |
Kampus BogorEduCARE |
Berawal dari mendengar adanya program pendidikan gratis yang didirikan oleh sebuah yayasan dengan dipimpin oleh Bpk. A. Kalla, diperuntukkan
khusus untuk dhuafa yang memiliki tekad dan
semangat belajar, maka aku tak ragu kuliah disini, di Bogor EduCARE, tempat ku
melepas masa SMA. Kuliah reguler, kala itu memberatkan orangtuaku. Sekolah
kedinasan, tak menjadi peruntunganku. Berbekal tekad yang kuat, aku menjalani
masa perkuliahan disini. Dan tahukah kalian? Jika tujuan kuliah disini hanyalah
semata untuk pendidikan yang lebih baik, kurasa
masih banyak tempat pendidikan lain yang bisa
memberi. Ada banyak lebih, dari ilmu pendidikan
formal, yang didapatkan disini. Rasa Empati, entah, semenjak kuliah disini, aku
benar-benar merasakannya. Mulai dengan belajar bersama teman-teman yang notabene-nya sama denganku (berada dalam
keterbatasan biaya), hanya tekad dan nekat sebagai modal dalam belajar,
minimnya biaya tidak menyurutkan kami, maka empati itu selalu melekat bersama
langkah-langkah ini. Dan, benar saja selepas kelulusan, berawal dari sini, aku
benar-benar merasakan bahwa kampus ini menanamkan empati pada diriku, dan tentu
bukan hanya diriku saja, tetapi bagi semua yang pernah merasakan kuliah disini.
Tak lupa akan kulitnya, beberapa lulusan seniorku,
telah mendirikan satu buah PAUD di sekitar area kampus, dan sedang mendirikan rumah
baca, mendidik sejak dini pentingnya membaca dengan menyediakan sarana gratis
dan nyaman bagi mereka yang kurang mampu. Mereka patut diteladani.
Berlomba-lomba dalam kebaikan akan sirna jika
tujuannya hanya untuk dedikasi popularitas sosial
semata, terbukti mereka para seniorku dengan keikhlasan penuh, rasa empati yang
begitu tinggi menjadikan setiap langkah mereka berjalan hingga saat ini. Meski
kecil dan sederhana, tentu bernilai dan berarti bagi warga sekitar yang
merasakan.
Kaki Piramid dari Senior dan Kampusku
Jika diibaratkan dalam sebuah multi level marketing, aku adalah kaki-kaki piramid yang berasal
dari kampusku, sebagai induknya. Kampusku yang mengajarkan, bagaimana nikmatnya
hidup, jika kita mulai berani berbagi. Karena kekayaan sesungguhnya yang
dimiliki seseorang adalah bukan yang ia miliki, tetapi kekayaan sesungguhnya
adalah yang mampu ia beri dan bagi untuk orang lain. Aku percaya itu. Berbekal
dari ajaran yang ditanamkan oleh senior dan kampusku, maka aku mulai berani.
Aku memulainya dari sini, meski aku bukanlah pendiri
organisasi, namun bersama mereka, aku ada, meski hanya belum mengabdikan diri
secara langsung untuk mereka, aku bisa merasakan bahwa dengan tindakan nyata, sekecil
apapun, meski tanpa disorot media, harapan untuk mereka, untuk Indonesia selalu
ada.
Pohon Harapan
![]() |
Asyiknya membuat pohon harapan |
Mereka boleh saja bermimpi. Toh, tidak ada larangan
untuk bermimpi setinggi-tingginya. Harapan mereka sederhana, tidak muluk-muluk,
misalnya, bisa terus bersekolah, selalu bersama keluarga-keluarga tercinta,
hidup bahagia, ingin ke luar negeri, ingin punya mobil, jadi presiden dan masih
banyak mimpi-mimpi itu. Kalau bukan tangan-tangan kita yang bersedia peduli,
siapa yang akan mewujudkan mimpi mereka tersebut?
Karena mereka adalah penentu, mau dibawa kemana
Indonesia ini akan melaju. Sudahkah anda memanusiakan mereka? Bibit-bibit yang
akan tumbuh, entah tumbuh subur dan menjulang tinggi atau justru tumbuh layu
dan mati sebelum waktunya karena keadaan dan kondisi. Yayasan Jembatan islam,
begitulah kami menamai, dari orang-orang peduli yang mungkin memiliki latar
belakang keterbatasan yang sama, dahulu, membuat yayasan ini menjadi ada, dan
berjalan begitu menyenangkan.
Kegiatan Rutin Kami
Setiap hari
minggu, di daerah sekitar Kampung Coblong, Sukakarya, Megamendung, Bogor , kami
mendirikan kegiatan belajar mengajar non formal, siapa saja boleh ikut serta.
Belajar mengenal letak geografis Indonesia, Belajar bersama turis mancanegara, belajar
mengenal rasa nasionalisme, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan seru
bersama mereka. Waktu selalu berjalan lebih cepat dari biasanya melihat
semangat-semangat mereka. Celoteh ringan, lucu, dan cerdas terlontar begitu
saja lewat perkataan mereka yang polos. Melepas penat, setelah lelah bekerja
selama puluhan jam selama lima hari, membuat pertemuan ku dengan mereka adalah
kenikmatan yang tak ternilai oleh apapun.
![]() |
Selalu Ceria dan Semangat |
![]() | ||
Belajar seru, tentang peta Indonesia |
![]() |
Learning english with Mr. Vincen |
Indonesiaku, katanya terpuruk, miskin, dan menderita, Namun Indonesia bagiku bisa kembali dan perlahan lebih baik, jika kita yang merubahnya. Memiliki sifat empati dan mau berbagi adalah kunci menjadi manusia sosial yang sukses. Dengan Blog ini semoga menjadi media tulis yang dapat dilihat banyak orang. Melalui Blog ku dan BLOGdetik, aku berharap, setidaknya ada banyak mata yang melihat bahwa ada tangan-tangan kecil, kaki-kaki kecil dengan jumlah yang tak banyak sedang berusaha memperbaiki Indonesia dengan cara-caranya sendiri. Mendirikan sekolah gratis, adanya yayasan peduli, rumah baca, dan ku harap masih banyak tangan dan kaki kecil itu menyatu. Agar semua dapat berseru, Indonesia Move-On.
Sumber Gambar:
Dokumentasi pribadi
kereennn utiii, Semangatt!!! lanjutkan ^.^
BalasHapusMakasih omaaa...
BalasHapus