Kejutan Untuk Citra
BLOGdetik bekerja sama dengan PT Unilever menggelar lomba blog
seru yang membuat siapa saja melihat hadiahnya pasti berkata “uuuh,
mauuuu”. Tulisan ini saya buat bukan berbentuk artikel,melainkan tulisan
di blog
saya ini berkisah murni hanya fiktif belaka, cerita mini, yang jika ada
kesamaan nama tokoh dengan nama anda para pembaca,mohon dimaklumi.
Selamat membaca.
Terik
matahari kian menyengat di kota penuh polusi dan debu bertebaran tak
terkendali. Kota yang dijuluki sebagai tempat mengais rejeki ini, yang
diidolakan oleh hampir siapapun penduduk negeri. Apapun pekerjaannya
kota ini memiliki nilai tinggi dan daya tarik untuk dilakoni, itulah
Kota Metropolitan, Jakarta. Kota yang memuat segala aktivitas yang ada.
setitik hiruk pikuk Jakarta diwarnai oleh seorang bernama Citra bersama teman-temannya. Citra gadis belia cantik,
penuh intuisi, juga prestasi, di tengah terik matahari menerpa dirinya
di kota Jakarta, dia tetap asik mengendarai vespa klasik putih
kesayangannya, menuju salah satu Universitas Negeri tempat dia menimba
ilmu.
“Cit..” terdengar seorang pria memanggilnya dari belakang, setengah berlari ketika Citra tidak mendengar panggilannya.
“Citra”
Teriaknya, bukan hanya Citra yang menoleh, orang-orang disekitar pun
tampak penasaran dengan suara teriakan yang setengah memaksa itu.
“Kenapa Barry?” Tanya Citra tanpa merasa bersalah
“Lo,
tiap hari gue anter aja Cit, pulang pergi naik mobil gue. Kulit lu tuh,
jadi item kalo panas-panasan naik vespa” cerocos Barry tanpa henti,
“Ah lo bar, kenapa lo jadi yang repot sih?”, Citra melangkah meninggalkan Barry tak peduli.
***
“Hai Citra…” yang disapa hanya tersenyum tipis tetap berjalan menuju ruang kelas, Vivi menyeimbangkan
langkah Citra yang cepat, maklum dengan wedges 5cm milik Vivi tentu
agak sulit bersanding melangkah dengan sepatu kets converse milik Citra.
“Stop stop stop” Vivi menghentikan Citra dengan merentangkan kedua tangannya, seperti adegan hendak ditabrak mobil yang melaju dengan kecepatan penuh, Citra mendadak diam menghentikan langkahnya
“Apaan
sih Vi” Tanya citra kesal, yang ditanya masih sibuk mencari sesuatu
didalam tasnya. Mengambil tisu basah lalu tanpa permisi menempelkannya
ke pipi Citra.
“Ya
ampun, Cit, tuh liat, di muka lo itu banyak debu, lo gak takut
jerawatan, iritasi, muka lu itu jadi kusam Cit, apa jadinya temen gue
yang cantik ini bakalan memudar pesonanya gara-gara tiap hari naik vespa”
“Apaan sih vi, lebay lo”
***
Seusai
menghabiskan teori penuh aksara ilmu yang tak terbendung di jam kuliah,
akhirnya Citra menyerah, tubuh dan pikirannya pun lelah. Bergegas
menuju toilet.
“Emang
iya ya kulit gue kusam” Citra memandangi wajahnya di depan cermin
toilet, menjulurkan kedua tangannya, melakukan perbandingan diam-diam
dengan seorang wanita di sebelahnya.
“Wui,
kalo diukur dengan nilai 0 sampai 10, tingkat keputihan kulit gue sama
ni cewek, ini sih 0 banding 10, gue nol, dia sepuluh. Bukan cuma putih
saja, tapi dia keliatan lebih muda, padahal dia ini kan senior gue”
batin Citra dalam hati, yang diperhatikan pun menyadari dan mulai
terusik.
“Kenapa? Cit?” wanita itu membuyarkan lamunan Citra.
“Ah enggak, ka, Cuma heran aja kakak cantik banget” jawab Citra polos
“Iya namanya juga wanita selalu ingin tampil cantik,
makanya perawatan dong Cit, memang sih kita itu harus tampil menjadi
diri kita apa adanya. Tetapi perawatan itu penting lho, coba deh ke rumah cantik citra” Citra manyun menanggapi solusi kakak kelasnya itu
“Jauh kak, rumah cantik citra kan di Surabaya, mahaaaal, berat diongkos ka”
“Kamu ini, sekarang kan rumah cantik citra udah ada di tiga kota, Surabaya, Bandung,Jakarta, gak perlu jauh-jauh ke Surabaya, di Jakarta juga ada ko”
“Yang bener ka, dimana?”
“Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 36, Tebet, Jakarta Selatan”
“Makasih
ka, infonya” Citra melonjak senang, lompat-lompat kecil menyalami kedua
tangan kakak seniornya itu seperti anak kecil yang baru saja mendapat
sekotak coklat atau sebungkus permen.
***
“Gimana disana? Lo di apain?” Tanya vivi dan Barry antusias bertanya pada Citra sehabis dari perawatan di rumah cantik Citra
“Ah, lo berdua sih gak ikut, iya sama aja kaya perawatan-perawatan kecantikan yang lain”
“Gak
mungkin, pasti ada yang spesial kan, lagian mana bisa lo ngebandingin
sama perawatan kecantikan yang lain lo aja baru pertama kali kan ke
tempat kaya gitu”
“Heheh, iya ya” jawab Citra sekenanya, akhirnya atas rujukan kedua temannya itu Citra pun cerita pengalaman pertamanya di rumah cantik citra
“Disana
ada beragam perawatan kaya hand and foot massage, body massage, body
scrub dan face massage. Di sela-sela perawatan memang ada penjelasan
kalo produk-produk citra diproses dari bahan alami. Dan
dari tahun ke tahun, semakin banyak variannya kaya bengkoang dan susu,
bubuk mutiara china dan bunga lotus, madu dan goji berry Himalaya,
mangir dan minyak zaitun, teh hijau jepang, beras jepang dan bunga
Camellia, itu semua kekayaan alami asia yang dari jaman dulu udah dipercaya dapat merawat kecantikan wanita”
“Oooh” jawab Barry dan vivi bersamaan
“Lo disana kuliah, apa perawatan sih, hapal banget produk-produknya”
“Haha, dua-duanya,, ada varian baru dari produk Citra” Citra antusias kembali bercerita
“Apa?” Tanya Barry dan Vivi bersamaan
“Yang
jelas gak bisa dipake buat lo bar” Citra menyikut lengan Barry,
meledeknya hingga membuat wajah pria melankolis itu sempurna merah.
“Becanda gue, namanya Citra Night Whitening yang mengandung ekstrak mulberry dan minyak biji anggur, Body lotion
ini di pake tiap malem, manfaatnya tuh banyak banget menunda proses
penuaaan dini, sehingga kulit terasa lebih muda, mengandung antiokidan,
mencerahkan warna kulit, mencegah kerutan akibat radikal bebas, dan
tidak membuat iritasi pada kulit karena mengandung enzim tyrosinase yang
ada pada buah mulberry ”
“Emang penting ya perawatan kulit tubuh pada malam hari?”
“Penting
banget tau, justru pada malam hari Kadar air pada kulit itu banyak yang
menghilang. Dan terjadi proses produksi lapisan kulit baru, itu namanya
regeneraaaaa…”
BruKKK
“CITRA” teriak vivi dan Barry bersamaan.
Bola
Basket itu melesat di tepat dikepala Citra, membuat kepalanya pening
dan mata berkunang, kunang, ketika kelopak matanya perlahan membuka,
justru jantung Citra seakan tak berdetak untuk beberapa detik melihat
yang di hadapannya ialah sosok yang ia kagumi
“Lo, gak apa-apa Cit”
“Ah
iya, gak apa-apa, bener za, gak apa-apa gue” jawab citra terbata-bata,
beberapa detik berlalu cepat menyadarkan eza untuk kembali ke lapangan,
kembali bermain basket.
“Sorry Cit”
“Gak apa-apa”
***
Seminggu
berlalu dengan kejadian bola basket itu, entah siapa yang memulai,
Citra dan Eza nampak sering bersamaan, nonton yuk, hayuk, makan
yuk,hayuk, hiking yuk, hayuk, temenin gue main basket yuk, ogaaaaah
jawab Citra yang trauma dengan bola bundar itu. Citra pun kini semakin cantik, putih dan terlihat fresh, itu karena ia rutin menggunakan Citra Night Whitening
pada malam hari, dan wajahnya yang selalu berseri, mungkin karena
selalu ada eza di sampingnya, membuat segumpal perasaan itu nampak indah
bagi mereka berdua. Ada satu hal yang masih membuat eza risi, apalagi
kalau bukan vespa klasik putihnya itu, eza lebih senang jika Citra mau
bersamanya naik mobil kesayangannya. Tetapi tentu itu ditolak Citra, ia
selalu membawa vespa putihnya itu kemana-mana.
“Cit, gak usah dibawa ya, naik mobil gue aja”
“Gak
za, lo kalo gak mau naik vespa, iya kita ketemuan aja disana, lo bawa
mobil, gue bawa vespa gue ini” Jawab Citra enteng, dan Eza selalu
mengalah.
***
“Kita putus Za” ucap Citra
“Kenapa? Apa gara-gara vespa mu yang hilang itu ya Cit? aku bisa beliin kamu vespa yang baru, aku minta maaf Cit”
“Vespa itu gak bisa diganti sama yang baru, kita putus aja, okey” Citra pergi begitu saja meninggalkan Eza.
Seminggu
berlalu, citra resmi putus dengan Eza. Ada masalah besar, masalah yang
semakin diperbesar dengan kepanikan Citra yang berlebih. Citra
memutuskan Eza begitu saja, Vespa antik kesayangannya resmi hilang dari
peredaran muka bumi, sehabis mereka berdua nonton. Upaya telah dilakukan
Citra mulai dari melapor polisi hingga memasang spanduk disana-sini.
***
“Lo
kenapa mutusin Eza, gitu aja sih? Di luar sana banyak cewek pada
ngantri mau jadi pacarnya Eza” Di tengah rintik hujan di kamar Citra,
Vivi tiba-tiba masuk dan memarahi kelakuan Citra
“Dia
ngilangin vespa gue, viiiii” jawab Citra lemas, yang sudah beberapa
hari ini tak punya semangat, kehilangan vespa itu membuat Citra bergitu
terkapar di dalam kamar.
“Tapi bukan salah dia juga Ciiiit”
“Tapiiii” belum selesai Citra berbicara sudah disambar oleh ucapan Vivi
“Tapi apa cit? lo mau bilang kalo vespa lo lebih berharga daripada Eza”
Greng.greng,greeeeng,
“Cit, itu kan suara vespa lo” Citra dan vivi langsung bergegas keluar, menerka segala kemungkinan yang ada.
“Mamang”
ucap Citra begitu ia tahu siapa yang membawa vespanya. Yang disapa
hanya tersenyum simpul dan tergesa karena basah oleh rintik air hujan,
ia segera, menghampiri teras rumah dengan cepat. Dia adalah Adik kandung
ayah Citra yang memang pecinta vespa juga.
“Makasih ya Cit, kemaren kemaren ini mamang pinjem, sekalian mamang modip ni pespa nya jadi kerenan kan?”
“Kenapa gak bilang, terus ko bisa? ko ngambilnya di parkiran mall sih mang?”
“Mamang
teh buru-buru Cit, dikejar detlain gitu. buat touring sma temen-temen,
iya sekali-kali pake vespa punya kamu,boleh kan? tapi mamang udah minta
ijin sama bapak kamu, juga bapak kamu yang bilang vespanya ada disana di
emol, Mamang salah ya Cit?”
“Ayaaaaaaaaaaaaaah”
teriak Citra keras, merasa selama ini ayahnya lah yang menipu dirinya
habis-habisan, ayahnya yang membuat dia mati suri dalam kehidupannya
sejenak tanpa vespa,dan memutus Eza yang Citra sayangi.
Ayah Citra keluar dengan senyum penuh maksud menghampiri Citra
“Ini
semua ayah lakukan supaya kamu gak fanatik sama sesuatu. Tidak menjadi
manusia egois. Mencintai vespa ini boleh-boleh saja, tetapi ingat ini
benda mati, ada yang seharusnya jauh kamu cintai” papar ayahnya sok
bijak mendahului Citra yang hendak marah pada ayahnya.
Vivi
bergegas masuk mengambil handphone, melemparnya kearah Citra, dengan
cekatan, Citra menangkapnya dan segera menguhubungi Eza. Menghubungi
seseorang yang sudah Citra lukai.
Di tengah nada tunggu panggilan memanggil Eza, ayah Citra kembali berkata
“Anak ayah, bisa juga yah, dapet pria ganteng kaya nak Eza. Ko nak Eza, itu mau ya sama kamu Cit?
“Dari dulu Citra emang cantik om, cuma cantiknya ketutupan sama asap dari knalpot vespanya itu” timpal Vivi yang membuat semua tertawa dan membuat wajah Citra memerah.
“Sekarang Citra pake Citra Night Whitening om, jadi sekalipun ngebul sama asap knalpot, Citra tetap putih, cantik, dan awet bersinar, jadi bintang di kampus gitu deh om” kembali semuanya tertawa karena ucapan Vivi.
Tidak akan ada kejutan, jika kita sudah mengetahui jalan ceritanya. Tidak akan ada kejutan jika itu hanya skenario belaka. Seekor angsa tidak perlu mandi untuk membuatnya menjadi putih. begitu juga dengan kamu, tidak perlu melakukan apa-apa selain menjadi diri sendiri. Dan Jadikan cantik mu kejutan bagi siapa saja yang memandang. Karena laki-laki tidak mencintai seorang wanita karena kecantikannya, namun wanita itu cantik karena dia dicintai. Cantik luar dalam dengan Citra Night Whitening. (sebagian dikutip dari fanspage Rumah Cantik Citra)
Sumber:
- http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151084135872654&set=a.10150557451207654.375077.79003217653&type=1&theater
- http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151082909347654&set=a.10150557451207654.375077.79003217653&type=1&theater
- http://rumahcantikcitra.co.id/cms/
- http://blogdetik.com
0 komentar:
Posting Komentar