Kamis, 26 April 2012

Surat itu.....

Masa orientasi mahasiswa memang penuh kenangan, semua perasaan menjadi satu, senang, sedih, mengharu biru, tertawa dengan nafas pete (terpaksa makan pete, karena hukuman bagi yang telat), penampilan yang tidak masuk akal, pokoknya suka-suka bangetlah.

Tadinya ku pikir masa orientasi mahasiswa itu tak jauh beda saat pertama masuk SMA dan SMP. Ternyata ini lain, ceritanya aku mulai ya. Aku masuk kuliah tengah tahun 2009 di Bogor EduCARE, sekolah yang telah mengubah hidupku ke arah yang lebih baik tentunya. Sekolah kebanggaan bagi siapapun yang pernah kuliah disini. Tidak jauh beda dengan kampus lain pada umumnya MOM (Masa orientasi Mahasiswa) atau lebih dikenal ospek adalah ajang pengenalan. Mengenal kampus lebih dekat, mengenal dosen-dosen yang saban hari kan ditemui, mengenal teman seperjuangan, satu angkatan, dan yang paling spesial mengenal senior yang menjunjung tinggi 5S, salam,senyum,sapa, dua S lagi lupa apaan. (hehe, maklum udah lama).
Hari pelaksanaan ospek berjalan lancar, penuh semangat, dan seru luar biasa. Nah yang paling seru, berusaha ku lupakan kenangan seru itu. Namun sepertinya telah permanent di memory otak ku. Ya peristiwa ini nih.

Gusti, mana suratnya? Yang lain udah ngumpulin. Tinggal kamu yang belum” Teh Apri pembimbing regu ku menodohkan tangannya meminta sesuatu tepat di muka ku. Aku yang masih mencerna ucapannya itu melongo beberapa detik.

Ah iya teh belum” jawabku polos

Buruan, udah mau dikumpulin nih” sambil menyodorkan kertas putih kepadaku

Waduh gak ada pulpen, pake pensil aja ya teh

ya, terserah kamu” jawab teh Apri memandangiku seperti guru pengawas ujian yang tengah menunggu murid malas yang belum kelar2 ngerjain soalnya.
.aku mulai menulis asal saja, pikirku tuntas sudah kewajibanku mengerjakan yang katanya wajib ini.

“udah belum?” tanyanya kesal menunggu. Padahal baru juga lima menit aku menulis

“nih udah teh”

###
Acara penutupan ini pun berlangsung seru. Di tengah euforia menanti kebebasan setelah ospek, sang pengisi acara yang tidak lain adalah panitia, senior yang satu angkatan dengan teh Apri itu pun memecah tawa menjadi kesunyian sejenak. Surat itu.. surat itu ditangannya.

“ehem, tadi kan kalian di suruh bikin surat, surat kritik untuk kami, para senior kalian. Nah kita nemuin tulisan bagus nih. kita langsung panggil aja ya penulis terbaik kitaaaa, Nur Gusti Azizah, let’s say Allahu Akbar”

menggema memecah awan “Allahu Akbar” semua berseru.(sekedar info,di kampus ini gak boleh pake tepuk tangan, gantinya ya pake Allahu akbar, keren banget kan kampus ku.hehe).

Tapi surat itu.. aku?


teteh, gimana nih, ko aku sih teh” aku menarik-narik kemeja teh apri meminta perlindungan dengan manja” aku masih tidak percaya,cemas, bingung mau berbuat apa. Surat itu, surat ku. Surat yang ditulis tak kurang dari lima menit. Surat yang hanya ditulis pake pensil itu.. ah tidaaaakk. kenapa malah jadi surat terbaik sih?

“Udah sana” teh apri justru membuatku kini sudah berdiri saja di depan, menjadi pusat ratusan mata. Berlagak cuek, tetap saja tak bisa kutahan tubuhku bergetar malu. Aku berdiri disini tentu sudah ketebak, aku harus bertanggung jawab atas tulisan ku ini. Ah sudah terlanjur banjir ku baca saja, bodo amat lah PD aje, lagian aku emang suka baca puisi, dongeng, kini saatnya aku ekspresikan bakatku (haha, tertawa dalam hati)

“teruntuk ASWK”   

Cieee. Para panitia yang sudah tau siapa nama pemilik inisial itu memaksa sosok mungil,manis,tampan itu segera berada di sampingku, ya dia seniorku yang bernama Agus Septiana Wanda Kusuma. Dia berdiri di sampingku,aku tak peduli, sudah terlanjur malu. Aku lanjutkan membaca

akhi, karena info darimu aku tertarik masuk ke kampus ini. Bukan karena ada kamu sih, ini karena niatku untuk kuliah. Tapi ada sesuatu yang membuatku merasa aneh. Sebelumnya kita sudah pernah kenal kan? Kamu juga yang mengenalkan banyak info tentang kampus ini. Mengapa kamu tidak menegur ku? Bahkan saat berpapasan pun tak ada senyum dari mu itukah caramu memuliakan wanita?” glek. Semua hanyut senyum-senyum dan tawa itu pun pecah seantero kampusku. HEBOH.

Dengan salah tingkah ASWK meminta maaf atas sikapnya, beralasan bahwa caranya tidak menegurku karena tidak mau ada yang salah paham. Ya aku terima. Tapi yang tidak bisa ku terima. Surat itu yang membuatku benar-benar menjadi artist of the year. Bahkan saat pertama kali mengikuti mata kuliah banyak sekali yang sudah mengenal ku, ya itu ku jadikan sebagai manfaatnya. Ada pula yang sedikit seperti bukan manfaat alias gurauan teman-teman. Teman-temanku pun sering berteriak histeris atau sekedar menegurku hanya untuk berkata “GUSTIIII… itu kah cara mu memuliakan wanita?” sambil ngedip-ngedip sebelah mata. Haduh.. malu aku. (peristiwa yang ingin ku lupakan tapi teman-temanku selalu saja mengingatnya)
.

Sampai suatu ketika, setelah lulus kuliah, aku pernah melamar pekerjaan di suatu tempat dan bertemu dengan kakak kelas yang sama sekali tidak ku kenali. tiba-tiba ia berkata
"Gusti ya? yang waktu itu bikin surat buat ASWK, itukah cara mu memuliakan wanita" wah gile nih kakak kelas masih inget aje peristiwa surat itu.







lomba blog #sukasuka




"artikel ini di ikut sertakan dalam lomba blog #sukasuka di genksukasuka yang di sponsori oleh bunda desi, kakjuli dan teh ani berta",

5 komentar:

  1. trimakasih yah mba gusti salam kenal, selamat mengikuti lomba :)

    BalasHapus
  2. "itukah cara mu memuliakan wanita" hehe

    kata2 bagus sih jadi orang2 ga pada lupa deh :D
    kayakna boleh di coba nih caranya. hehe

    btw sukses y buat lombanya :)

    BalasHapus
  3. Baca ini saya juga jadi inget masa2 OSPEK saya. Memang banyak kesan membekas yaaa...sini mampir juga :)

    BalasHapus
  4. Masa pembebasan opspek memang menyenangkan ya :)
    ceritanya seru :D
    Moga menang ya lombanya :)

    BalasHapus
  5. catatan menarik.. inget baru masuk kuliah..

    blogwalking malam kawan..
    Sukses untuk blognya..
    Tak lupa, mengundang juga rekan blogger
    Kumpul di Lounge Event Blogger "Tempat Makan Favorit"

    Salam Bahagia

    BalasHapus