Selasa, 14 Januari 2014

Ekspedisi Ruang Sidang [Pemenang Maret Momen]

Demi meraih kelulusan yang optimal, kukerahkan segenap upaya dan waktu mengukir potensi dalam diri. Perlahan tapi pasti, menyusun tiap lembar penuh koreksi. Demi kesempurnaan, aku rela mengocek dalam-dalam materi yang sangat berarti bagi diriku sebagai seorang mahasiswi. 

Merelakannya menjadi lembar ilmiah penuh diskusi yang berujung dengan catatan spidol merah di sana-sini. Hiks… hiks… sedih hati ini telah terpatri.  

Tak apalah. Aku bangga mendapat dosen pembimbing yang teliti. Seorang dosen dengan komitmen yang tinggi. Bapak Dian Ardiyansah S.Pd.T , dosen yang berkontribusi dalam penyelesaian laporan ini. Dan, akhirnya perjuanganku tidak sia-sia. Sekitar kurang dari dua bulan, laporan praktik industriku telah rampung dan siap sidang. Laporan itu merupakan wujud ekspresi pertanggungjawaban seorang mahasiswi terhadap pelatihan kerjanya di salah satu BUMN terbesar di Indonesia. Akhirnya, aku akan masuk pada fase sidang.
 

Pada hari istimewa, 15 Maret 2011 pukul 13:00 WIB, Ruang Assertive Kampus Bogor EduCARE, menjadi saksi akhir dari perjuanganku. Denyut separuh tubuhku dipertaruhkan. Neuron sensorikku menolak, tidak ingin bergerak. Adrenalinku semakin merangsang ke seluruh saraf. Doa penenteram hati kulafazhkan berulang kali. Agar hati dan tubuh ini dapat terkendali. Teringat pesan dari dosen pembimbingku: “Kunci dari presentasi yang baik adalah tenang. Kamu seorang tipe yang suka mendramatisir suasana maka tenangkan pikiranmu dengan hal yang menyenangkan.”
 

Bagiku, hal yang paling menyenangkan saat ini ialah membayangkan Nicholas Saputra bisa hadir menyaksikan aku berdiri di sini. Uh, so sweet. Tiba-tiba suara decit pintu membuyarkan lamunanku. Hentakan sepatu wanita berhak tinggi terdengar seirama dengan detak jantungku. Dua dosen penguji memasuki ruang sidang. Mereka berdua kupersilakan untuk duduk. Keduanya merupakan dosen di kampus yang sangat cantik. Raut mereka menunjukkan kesiapan untuk mengkaji dan membantai habis-habisan seluruh isi laporanku.
 

Dua diva yang akan meneliti kata per kata di setiap lembar laporanku, laksana ahli biologi yang sedang mengobservasi di setiap mikrometer sel. Nila setitik saja maka bersiaplah meteor pertanyaan akan menghujani di setiap ruas detik yang berlalu. Agak berlebihan memang, namun itu semua memang benar adanya. Semakin aku berimajinasi, semakin aku membentuk gambaran yang menakutkan tentang sidang ini. Untuk menepis ketakutan yang berlebih maka aku awali presentasi ini dengan basmalah, berharap semua kegiatan di dalam ruang sidang berjalan lancar dan penuh berkah. Sepuluh menit pertama, presentasi kulalui dengan mulus.
 

Sesi kedua suasana mulai menegang dan memuncak. Aku dan kedua dosen menyatu. Satu sisi mengutarakan dan sisi lain mendengar. Menjadi timbal balik penuh harmoni berkesinambungan. Terus-menerus tiada henti, berupaya menemukan satu titik mutualisme di antara dua titik yang berlawanan. Selama 1 jam 45 menit menjadi perjalanan manis di dalamnya. Meski hanya berdiam di satu ruangan yang dinamakan ruang sidang, aku merasa inilah ekspedisi yang sebenarnya. Sebuah ekspedisi penuh ketegangan.
 

Akulah sang ibnu sabil yang berkelana di setiap jazirah muka bumi demi setetes ilmu. Dari sidang inilah, banyak pembelajaran berharga bagiku dari mulai proses pembuatan laporan sampai proses pertanggungjawaban terhadap laporan tersebut. Semua penuh manfaat baik teori maupun aplikasi. Sidang pun berakhir dengan senyum dan aku dinyatakan lulus dengan revisi dua minggu.
 

Di bulan Maret ini, memberikan momen yang tidak terlukis di atas kanvas karena sejatinya aku tidak bisa melukis di atas kanvas (hehe….). Maret momen merupakan penentu kelulusan sidang laporanku, serta awal memasuki dunia baru setelah menjalankan proses perkuliahan. Akhir dari masa satu tahun periode di kampus hijau BogorEduCARE ialah perjuangan yang tiada akhir. Cinta dan air mata menjadi tinta dalam flash book terekam dalam memori. Menjadi kumpulan epik yang dapat dibaca dan diceritakan oleh yang mencinta dan dicinta, yaitu para penghuni kampus ini. Terima kasih untuk semua perjalanan bagi semua teman-temanku. Teruslah berlari kawan, jangan pernah berhenti mengejar mimpi. Semangat!!!
**
Nur Gusti Azizah

0 komentar:

Posting Komentar